Organisasi
pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,
bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin
dan terkendali dalam memanfaatkan sumber daya yang digunakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Tidak sedikit
instansi kesehatan yang akan menanyai tentang pengalaman berorganisasi kepada
pelamar kerja, karena pada dasarnya organisasi kampus merupakan sebuah miniatur
dari organisasi yang lebih besar lagi, yaitu sebuah perusahaan atau instansi
itu sendiri.
Dari
organisasi ini, mahasiswa akan diajarkan tentang cara bekerja sama, menyatukan
pikiran, pendapat, visi dan misi serta cara berhubungan dengan orang lain. Semua itu akan berguna untuk kelangsungan perkuliahan dan menunjang
tercapainya peran perawat yang efektif dan sesuai harapan masyarakat. Inilah
kiranya yang menjadi bahan pertimbangan sebuah instansi kesehatan dalam
menerima pelamar kerja karena mahasiswa yang aktif berorganisasi memiliki
pengalaman lebih dalam berurusan dengan orang lain dan bekerja sama dalam sebuah
tim, terlebih lagi profesi perawat yang notabene-nya ditujukan dalam mengabdi
kepada masyarakat yang membutuhkan perawatan. Lalu, apa saja manfaat organisasi
bagi seorang aktivis keperawatan di dunia kerja atau instansi kesehatan?.
Mahasiswa keperawatan yang tergabung
dalam organisasi, secara sosial lebih aktif dibanding mereka yang tidak ikut
organisasi, sehingga kemampuan berinteraksi dengan berbagai macam tipe orang
dapat dilatih. Dengan kata lain, kemampuan berhubungan sosial dan berkomunikasi
mahasiswa tersebut akan meningkat. Hal ini penting dalam menghadapi pasien
dengan berbagai penyakit dan watak mapun perubahan watak akibat penyakitnya
serta keluarga pasien. Dengan begitu, seorang calon perawat akan semakin
memperluas pemahaman akan berbagai karakteristik seseorang. Disamping itu,
calon perawat tersebut bisa membentuk pola pikir yang lebih baik dalam memanajemen
konflik melalui siklus berorganisasi.
Seorang
perawat dalam memanajemen konflik tentu sering sekali menghadapi tekanan, baik
dari pasien maupun dari dalam institusi tempat ia bekerja. Mahasiswa
keperawatan yang memiliki pengalaman berorganisasi akan terbiasa dalam
mengahadapi tekanan karena, ketika menjadi aktivis ia sering terlibat dalam konflik
dan terbiasa dalam menghadapi berbagai masalah dari organisasi yang
dijalaninya.
Ketika ikut
organisasi, pastinya akan ada banyak hal yang harus diurus seperti acara-acara
organisasi, yang melibatkan banyak orang, baik itu sesama mahasiswa anggota
organisasi ataupun orang-orang di luar organisasi. Mahasiswa yang ikut
organisasi kampus umumnya memiliki sikap dan karakter yang lebih aktif sebab
mereka banyak terlatih dalam mengutarakan pendapat di hadapan orang lain
ataupun menggerakkan dan mengarahkan teman-teman sesama anggota ketika
organisasi sedang mengadakan suatu acara. Di dunia kerja atau instansi
kesehatan, keterampilan leadership ini akan sangat bermanfaat bagi perawat
dalam berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, terutama jika ingin mejadi
kepala ruangan.
Seorang
aktivis yang notabene-nya sering
berhubungan dengan orang lain baik senior maupun mahasiswa setingkat, tentulah
banyak hal pengetahuan baru yang bisa ia dapatkan. Melalui organisasi,
mahasiswa keperawatan dapat meningkatkan wawasan baik bidang kesehatan maupun
bidang kepemimpinan atau lainnya. Selain itu, dengan kesibukan kuliah dan
ditambah lagi dengan kesibukan berorganisasi, mahasiswa akan terlatih dalam
memanage waktunya, sehingga mahasiswa keperawatan yang memiliki pengalaman
berorganisasi akan terbiasa dengan pergantian jaga atau shif kerjanya nanti.
Pada umumnya, organisasi mahasiswa
berperan sebagai ajang simulasi atau latihan dunia kerja yang sesungguhnya. Hal
ini disebabkan karena bangku sekolah atau perkuliahan tidak mengajari
kemampuan-kemampuan yang tergolong soft skills seperti ini. Saat berada di
dalam kelas, kita sebatas mendapat pengetahuan teknis akan suatu disiplin ilmu.
Berdasarkan pengalaman para rekruiter perusahaan dan instansi, memiliki riwayat
organisasi memang merupakan nilai tambah bagi calon perawat baru. Seperti
poin-poin mengenai manfaat organisasi di atas, kebanyakan instansi kesehatan
berpendapat bahwa calon perawat yang memiliki pengalaman organisasi lebih
terlatih jiwa kepemimpinannya, memiliki manajemen waktu yang lebih baik,
jaringannya yang lebih luas, keterampilan interpersonalnya juga lebih baik,
serta pemilihan solusi dan pemecahan masalah yang lebih baik dan lebih terlatih
menyelesaikan konflik jika dibanding mereka yang tidak memiliki pengalaman
organisasi. Hal-hal tersebut sangat penting dalam menunjang profesi perawat
dalam memberi asuhan keperawatan kepada
pasien, sehingga standar pelayanan keperawatan di suatu rumah sakit maupun
instansi kesehatan itu pun bisa meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar